Posted by : Arifah Nur Ainia





1.1       Pengertian Etika
Kamus Besar Bahasa Indonesia terbitan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1988) merumuskan pengertian etika dalam tiga arti sebagai berikut:

·      Ilmu tentang apa yang baik dan yangg buruk, tentang hak dan kewajiban moral.
·      Kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak.
·      Nilai mengenai benar dan salah yang dianut masyarakat.
Dari asal-usul katanya, etika berasal dari bahasa Yunani "ethos" yang berarti adat istiadat atau kebiasaan yang baik. Bertolak dari kata tersebut, akhirnya etika berkembang menjadi studi tentang kebiasaan manusia berdasarkan kesepakatan, menurut ruang dan waktu yang berbeda, yang menggambarkan perangai manusia dalam kehidupan pada umumnya.
Menurut Profesor Robert Salomon, etika dapat dikelompokkan menjadi dua definisi yaitu:
·      Etika merupakan karakter individu, dalam hal ini termasuk bahwa orang yang beretika adalah orang yang baik. Pengertian ini disebut pemahaman manusia sebagai individu yang beretika.
·      Etika merupakan hukum sosial. Etika merupakan hukum yang mengatur, mengendalikan serta membatasi perilaku Manusia.

1.2       Etika, Filsafat dan Ilmu Pengetahuan
Hubungan etika, filsafat dan ilmu pengetahuan, dapat digambarkan pada diagram berikut ini.



Gambar 1.1 Hubungan etika, filsafat dan ilmu pengetahuan
Dari gambar di atas bisa dilihat bahwa etika merupakan bagian dari filsafat. Filsafat sendiri merupakan bagian dari ilmu pengetahuan. Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang berfungsi sebagai interpretasi tentang hidup manusia, yang bertugas meneliti dan menentukan semua fakta konkret hingga yang paling mendasar. Ciri khas filsafat adalah upaya dalam menjelaskan pertanyaan selalu menimbulkan pertanyaan baru.
Abdul Kadir (2001) memperinci unsur-unsur penting filsafat sebagai ilmu sebagai berikut:
·      Kegiatan intelektual
Bahwa filsafat merupakan kegiatan yang memerlukan intelektualitas atau pemikiran.
·      Mencari makna yang hakiki
Filsafat memerlukan interpretasi terhadap sesuatu dalam kerangka pencarian makna yang hakiki.
·      Segala fakta dan gejala
Bahwa objek dari kegiatan filsafat adalah fakta dan gejala yang terjadi secara nyata.
·      Dengan cara refleksi, metodis dan sistematis
Fisafat memerlukan suatu metode dalam kegiatannya serta membutuhkan prosedur-prosedur yang sistematis.
·      Untuk kebahagiaan manusia
Tujuan akhir filsafat sebagai sebuah ilmu adalah untuk kebahagiaan umat manusia.
Etika merupakan bagian filsafat, yaitu filsafat moral. Beberapa alasan yang dapat dikemukakan untuk itu antara lain adalah bahwa etika merupakan ilmu yang mempelajari perbuatan baik dan buruk, benar atau salah berdasarkan kodrat manusia yang diwujudkan dalam kehendaknya. Sebagai sebuah ilmu, etika juga berkembang menjadi studi tentang kehendak manusia dalam mengambil keputusan untuk berbuat, yang mendasari hubungan antara sesama manusia. Di samping itu, etika juga merupakan studi tentang pengembangan nilai moral untuk memungkinkan terciptanya kebebasan kehendak karena kesadaran, bukan paksaan. Adapun alasan yang terakhir mengungkapkan bahwa etika adalah studi tentang nilai-nilai manusiawi yang berupaya menunjukkan nilai-nilai hidup yang baik dan benar menurut manusia.

1.3       Etik, Moral dan Norma Kehidupan
Secara etimologis, etika dapat pula disamakan dengan moral. Moral berasal dari bahasa latin "mos" yang juga berarti sebagai adat kebiasaan. Secara etimologis, kata moral sama dengan etika yaitu nilai-nilai dan norma-norma yang menjadi pegangan seseorang atau suatu kelompok dalam mengatta tingkah lakunya di dalam komunitas kehidupannya. Sebagai contoh jika dikatakan "Kepala Proyek Pengembangan IT di perusahaan ini tidak bermoral ..." itu sama artinya dengan Kepala Proyek Pengembangan IT melanggar nilai-nilai dan nomna-nonna etis yang berlaku dalam kelompok atau organisasinya.
Dari berbagai penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa etika dan moral dapat digambarkan sebagai dua buah obyek yang saling beririsan (intersection). Perhatikan hubungan keduanya seperti diagram venn di bawah ini.


   
Gambar 1.2 Hubungan etika dengan moral
 
Di satu kondisi, etika berbeda dengan moral. Etika merupakan refleksi kritis dari nilai-nilai moral, sedangkan dalam kondisi berbeda ia bisa sama dengan moral, yaitu nilai-nilai yang menjadi pegangan seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah laku di dalam komunitas kehidupannya.

1.4       Pelanggaran Etika dan Kaitannya dengan Hukum
Etika sebagai sebuah nilai yang menjadi pegangan seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah laku di dalam kehidupan kelompok tersebut, tentunya tidak akan terlepas dari tindakan-tindakan tidak etis. Tindakan tidak etis yang dimaksudkan di sini adalah tindakan melanggar etika yang berlaku dalam lingkungan kehidupan tersebut.
Banyak hal yang menyebabkan terjadinya tindakan-tindakan tidak etis. Jan Hoesada (2002) mencatat beberapa faktor yang berpengaruh pada keputusan atau tindakan-tindakan tidak etis dalam sebuah perusahaan, antara lain adalah:
  1. Kebutuhan individu
Kebutuhan individu merupakan faktor utama penyebab terjadinya tindakan-tindakan tidak etis. Misalnya, seseorang bisa saja melakukan korupsi untuk mencukupi kebutuhan­kebutuhan pribadi dalam kehidupannya. Kebutuhan yang tidak terpenuhi tersebut sering kali memancing individu melakukan tindakan-tindakan yang tidak etis.
  1. Tidak ada pedoman
Tindakan tidak etis bisa saja muncul karena tidak adanya pedoman atau prosedur-prosedur yang baku tentang bagaimana melakukan sesuatu. Hal itu membuka peluang bagi orang\ untuk melakukan hal-hal yang sebenarnya merupakan pelanggaran etika dalam komunitasnya.
  1. Perilaku dan kebiasaan individu
Tindakan tidak etis juga bisa muncul karena perilaku clan kebiasaan individu, tanpa memperhatikan, faktor lingkungan di mana individu tersebut berada.
  1. Lingkungan tidak etis
Kebiasaan tidak etis yang sebelumnya sudah ada dalam suatu lingkungan, dapat memengaruhi orang lain yang berada dalam lingkungan tersebut untuk melakukan hal serupa. Lingkungan tidak etis ini terkait pada teori psikologi sosial, di mana anggota mencari konformitas dengan lingkungan clan kepercayaan pada kelompok. Kepercayaan di sini berarti bahwa kelompok memiliki nilai kebenaran yang lebih tinggi. Maksudnya, bila ditemukan perbedaan maka seseorang cenderung memutuskan bahwa dirinya keliru clan kelompoknyalah yang benar.
  1. Perilaku atasan
Atasan yang terbiasa melakukan tindakan tidak etis, dapat memengaruhi orang-orang yang berada dalam lingkup pekerjaannya untuk melakukan hal serupa. Hal itu terjadi karena dalam kehidupan sosial sering kali berlaku pedoman tidak tertulis bahwa apa yang dilakukan atasan akan menjadi contoh bagi anak buahnya.


Gambar 1.3 Hubungan etika, moral dan hukum
Hubungan etika, hukum dan moral dapat digambarkan seperti pada diagram Venn di atas. Gambar tersebut dapat diartikan bahwa pelanggaran etika dan moral bisa saja menyentuh wilayah hukum dan akan mendapatkan sanksi hukum. Namun pada kondisi lain, bisa saja pelanggaran etika hanya mendapatkan sanksi sosial dari masyarakat karena pelanggaran tersebut tidak menyentuh wilayah hukum positif yang berlaku.


1.5       Berbagai Macam Etika yang Berkembang di Masyarakat
Jika etika dihubungkan dengan moral, kita akan berbicara tentang nilai clan norma yang berkembang dalam kehidupan masyarakat. Dan jika dilihat berdasarkan nilai dan norma yang terkandung di dalamnya, etika dapat dikelompokkan ke dalam dua jenis, yaitu etika deskriptif dan etika normatif.
  1. Etika Deskriptif
Etika deslffiptif merupakan etika yang berbicara mengenai suatu fakta, yaitu tentang nilai clan pola perilaku manusia terkait dengan situasi clan realitas yang membudaya dalam kehidupan masyarakat Etika ini berusaha menyoroti secara rasional dan kritis tentang apa yang diharapkan manusia dalam hidup ini mengenai sesuatu yang bernilai.
  1. Etika Normatif
Etika normatif merupakan etika yang memberikan penilaian serta himbauan kepada manusia tentang bagaimana harus bertindak sesuai norma yang berlaku. Jadi, etika ini berbicara mengenai norma-norma yang menuntun tingkah laku manusia dalam kehidupan sehari-harinya.
Etika normatif berbeda dengan etika deskriptif. Perbedaannya adalah bahwa etika diskriptif memberikan fakta sebagai dasar untuk mengambil keputusan tentang perilaku yang akan dilakukan, sedangkan etika normatif memberi penilaian sekaligus memberikan norma sebagai dasar dan kerangka tindakan yang akan diputuskan.

1.2    Prinsip-Prinsip
1.2.1        Prinsip 1 : Publik
Pakar perangkat lunak akan bertindak secara konsisten dengan kepentingan orang banyak. Khususnya, pakar perangkat lunak akan, seraya bersedia :
1)      Menyetujui perangkat lunak hanya jika mereka mempunyai suatu kepercayaan cukup beralasan bahwa itu aman, memenuhi spesifikasi, melalui uji kelayakan, dan tidak mengurangi kualitas hidup, mengurangi keleluasaan pribadi atau merugikan lingkungan. Pengaruh pekerjaan, yang terakhir harus kepada masyarakat banyak.
2)      Bekerja sama dalam usaha untuk menunjukkan berbagai hal dari keseriusan perhatian public yang disebabkan oleh perangkat lunak, instalasi-nya, pemeliharaan, pendukung atau dokumentasi.
3)      Berlaku adil dan menghindari penipuan dalam pernyataan orang-orang, terutama publik, mengenai perangkat lunak atau berhubungan dengan dokumen-dokumen, metode-metode dan perkakas.
4)      Mempertimbangkan persoalan ketidakmampuan fisik, pengalokasian sumber daya, kerugian ekonomi dan beberapa faktor lainnya yang dapat mengurangi akses kepada keuntungan-keuntungan perangkat lunak.

1.2.2        Prinsip 2 : Klien dan Pengembang
Pakar perangkat lunak akan bertindak dalam sebuah cara yang terdapat kepentingan yang terbaik dari klien mereka dan pengembang, konsisten dengan kepentingan masyarakat. Khususnya, pakar perangkat lunak akan seraya bersedia :
1)      Gunakan property seorang klien atau pengembang dengan cara-cara sah, dan dengan klien-klien atau pengetahuan pengembang dan persetujuan
2)      Memastikan bahwa apapun tentang dokumen yang mereka pecayakan telah disetujui, ketika diperlukan, dari seseorang disahkan untuk menyetujuinya
3)      Menyimpan apapun informasi rahasia pribadi diuntungkan didalam pekerjaan professional mereka, dimana jika seperti itu kerahasiaan adalah konsistensi dengan kepentingan masyarakat dan konsisten dengan hukum
4)      Identifikasi, dokumen, mengumpulkan bukti dan melaporkan kepada klien atau pengembang yang dengan segera jika, didalam pendapat mereka, suatu proyek kemungkinan untuk gagal, untuk membuktikan terlalu mahal, untuk melanggar hukum kekayaan intelektual, atau jika tidak menjadi permasalahan

1.2.3        Prinsip 3 : Produk
Para pakar perangkat lunak akan memastikan bahwa produk dan kemungkinan modifikasi yang terkait standart-standart professional yang tinggi. Khususnya, para pakar perangkat lunak boleh, selama sesuai dengan :
1)      Berusaha untuk berkwalitas tinggi, biaya bisa diterima dan suatu jadwal yang layak, memastikan pentingnya menjual-belikan harus jelas bagi dan yang diterima oleh pengembang dan klien, dan tersedia untuk pertimbangan oleh pemakai dan orang banyak.
2)      Memastikan bahwa mereka memenuhi syarat untuk beberapa proyek yang mana mereka bekerja atau mengusulkan untuk bekerja dengan sebuah pedoman suatu kombinasi pelatihan dan pendidikan, dan pengalaman.
3)      Memastikan suatu metode yang cocok yang digunakan untuk beberapa proyek dimana mereka bekerja atau mengusulkan untuk bekerja.
4)      Bekerja keras untuk sepenuhnya memahami spesifikasi-spesifikasi untuk perangkat lunak dimana mereka bekerja.
5)      Memastikan bahwa spesifikasi-spesifikasi untuk perangkat lunak dimana mereka bekerja telah didokumentasikan dengan baik, memenuhi kebutuhan pemakai dan mempunyai persetujuan yang sesuai.
6)      Memastikan pengujian yang cukup, pencarian kesalahan, dan tinjauan ulang perangkat lunak dan terkait dokumen-dokumen dimana mereka bekerja.
7)      Memelihara integritas data, menjadi sensitif terhadap ketinggalan jaman atau kejadian yang tercatat
8)      Perlakuan semua bentuk-bentuk pemeliharaan perangkat lunak dengan profesionalisme yang sama sebagai pengembangan baru.


1.2.4        Prinsip 4 : Pertimbangan
Para pakar perangkat lunak akan memelihara integritas dan kebebasan didalam pertimbangan profesionalitas mereka. Khususnya, pakar perangkat lunak boleh, selama sesuai dengan :
1)      Sifat atas seluruh pertimbangan-pertimbangan teknis oleh kebutuhan untuk mendukung dan memelihara nilai-nilai manusia
2)      Hanya menguasakan dokumen manapun yang disiapkan dibawah pengawasan mereka atau didalam area wewenang mereka dan dengan persetujuan mereka.
3)      Memelihara professional obyektivitas berkenaan dengan beberapa perangkat lunak atau berkenaan dengan dokumen-dokumen yang mereka diminta untuk mengevaluasi.
4)      Tidak terlibat dalam praktek penipuan keuangan seperti penyuapan, penagihan ganda, atau praktek-praktek keuangan yang tidak pantas lainnya.

1.2.5        Prinsip 5 : Manajemen
Para manajer perangkat lunak dan para pemimpin akan berlangganan dan mempromosikan suatu pendekatan etis kepada manajemen pengembangan software dan pemeliharaan. Khususnya, pelaksana atau memimpin pakar perangkat lunak boleh, selama sesuai dengan :
1)      Memastikan manajemen yang baik untuk suatu proyek dimana mereka bekerja, mencakup prosedur-prosedur efektif untuk meningkatkan mutu dan pengurangan resiko.
2)      Memastikan bahwa pakar perangkat lunak diberitahukan atas standard-standard sebelum dipakainya.
3)      Memastikan bahwa pakar perangkat lunak mengetahui kebijakan pengembang dan prosedur-prosedur untuk melindungi kata sandi, file dan informasi yang rahasia kepada pengembang atau rahasia ke orang lain.
4)      Menugaskan pekerjaan setelah mempertimbangkan kontribusi pendidikan dan pengalaman yang sesuai dengan keinginan lebih lanjut untuk pendidikan dan pengalaman.
5)      Memastikan perkiraan biaya kwantitatif realistis, penjadwalan, personil, mutu dan hasil pada atas suatu proyek dimana mereka bekerja atau mengusulkan untuk bekerja, dan menyediakan suatu penilaian ketidakpastian dari taksiran ini.
1.2.6        Prinsip 6 : Profesi
Pakar perangkat lunak akan membantu integritas dan reputasi profesi yang konsisten dengan menarik perhatian masyarakat. Khususnya, pawkar perangkat lunak bisa selama sesuai dengan :
1)      Mempromosikan pengetahuan atas rancang-bangun perangkat lunak
2)      Memperluas pengetahuan rancang-bangun perangkat lunak dengan keikutsertaan yang sesuai didalam pertemuan-pertemuan organisasi profesional dan penerbitan.
3)      Dukungan, sebagai anggota suatu profesi, para pakar perangkat lunak yang bekerja keras lainnya untuk mengikuti kode ini.
4)      Mematuhi semua undang-undang yang mengatur pekerjaan mereka, kecuali jika, didalam keadaan pengecualian, seperti pemenuhan yang tidak konsisten dengan kepentingan publik.

1.2.7        Prinsip 7 : Para Rekan Kerja
Pakar perangkat lunak akan menjadi adil untuk dan yang mendukung untuk para rekan kerja mereka. Khususnya pakar perangkat lunak bisa, selama sesuai dengan :
1)      Mendorong para rekan keja untuk bertahan pada kode ini.
2)      Membantu para rekan kerja didalam pengembangan profesionalitas.
3)      Penghargaan secara penuh atas pekerjaan lain dan menahan diri dari menerima penghargaan yang tak semestinya.
4)      Meninjau ulang pekerjaan lain di sebuah sasaran, berterus terang, dan sebaiknya dengan jalan mendokumentasikan.
5)      Memberi suatu keadilan untuk pendapat-pendapat, perhatian, dan keluhan seorang rekan kerja.
6)      Membantu para kolega yang sedang secara penuh sadar akan praktek kerja standart sekarang yang mencakup kebijakan dan prosedur untuk melindungi kata sandi, file dan informasi rahasia lainnya, dan mengukur keamanan secara umum.

1.2.8        Prinsip 8 : Diri Sendiri
Pakar perangkat lunak akan mengambil bagian pelajaran selama-lamanya mengenai praktek dari profesi mereka dan akan mempromosikan suatu pendekatan etis atas praktek profesi tersebut. Khususnya, pakar perangkat lunak akan secara terus-menerus berusaha untuk :
1)      Pengetahuan pengembangan mereka lebih lanjut didalam analisa, spesifikasi, disain, pengembangan, pemeliharaan dan uji coba perangkat lunak dan dokumen yang dihubungkan, bersama-sama dengan manajemen pengembangan proses.
2)      Meningkatkan kemampuan mereka untuk menciptakan rasa aman, dapat dipercaya, dan bermanfaat atas mutu kelayakan perangkat lunak, biaya dan didalam suawtu waktu yang layak.
3)      Meningkatkan kemampuan mereka untuk menghasilkan akurasi, informatif, dan dengan baik dokumentasi tertulis.
4)      Meningkatkan pemahaman mereka atas perangkat lunak dan dokumen terkait dimana mereka bekerja dan tentang lingkungan dimana mereka akan digunakan.
5)      Meningkatkan pengetahuan mereka atas standart yang relevan dan hukum yang mengatur, perangkat lunak dan dokumen terkait dimana mereka bekerja.

BAB II
PEKERJAAN, PROFESI, DAN PROFESSIONAL

2.1.  Manusia dan Kebutuhannnya
Sebaga makhluk yang istimewa, untuk melengkapi kehidupannya, rnanusia harus bekerja keras dan berkarya. Karya tersebut dilakukan dalam mernenuhi kebutuhan-kebutuhan yang ada dalam kehidupannya. Bicara tentang kebutuhan manusia, Abdul Kadir Muhammad (2001) mengklasifikasikan kebutuhan manusia menjadi empat kelompok sebagai berikut:
1.      Kebutuhan ekonomi
2.      Kebutuhan psikis
3.      Kebutuhan biologis
4.      Kebutuhan pekerjaan
Kebutuhan ekonomi merupakan kebutuhan yang bersifat material, baik harta maupun benda yang diperlukan untuk kesehatan dan keselamatan hidup manusia. Kebutuhan ini misalnya sandang, pangan dan papan.
Kebutuhan psikis, merupakan kebutuhan yang bersifat non material untuk kesehatan dan ketenangan manusia secara psikologi, biasanya juga disebut kebutuhan rohani seperti misalnya agarna, pendidikan, hiburan dan lain-lain.
Kebutuhan biologis, merupakan kebutuhan untuk kelangsungan hidup manusia dan genersi ke generasi. Kebutunan ini sening disebut juga kebutuhan seksual yang diwujudkan dalam perkawinan, membentuk keluarga dan lain sebaganya.
Kebutuhan pekerjaan, merupakan kebutuhan yang bersifat praktis untuk mewujudkan kebutuhan-kebutuhan yang lain. Kebutuhan pekerjaan ini misalnya adalah profesi, perusahaan dan lain sebagainya.

2.2. Pekerjaan dan Profesi
Seiring perkembangan manusia, konteks pekerjaan berubah menjadi hal yang dilakukan untuk pemenuhan kebutuhan hidupnya. Thomas Aquinas sepeiti dikutip oleh Sumaryono (1995) menyatakan bahwa setiap wujud kerja mempunyai empat macam tujuan, yaitu:
a.       Memenuhi kebutuhan hidup
Hasil dari melakukan pekerjaan dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, balk kebutuhan akan pangan, sandang, papan maupun kebutuhan yang lain.
b.      Mengurangi tingkat pengangguran dan kriminalitas
Adanya lapangan pekerjaan akan mencegah teijadinya pengangguran, yang berarti pula rnencegah semakin merebaknya tingkat kejahatan.
c.       Melayani sesama
Manusia dapat berbuat amal dan kebaikan bagi sesamanya dengan kelebihan dari hasil pekerjaan yang dilakukannya. Manusia juga dapat melayani sesame melalui pekerjaan yang dilakukannya.
d.      Mengontrol gaya hidup
Orang dapat mengontrol gaya hidupnya dengan melakukan suatu/pekerjaan. Dengan bekerja, orang akan mendapatkan suatu rutinitas kegiatan dalam kehidupannya sehari-hari. Dengan rutinitas tersebut, tentunya orang akan dapat mengatur, merencanakan dan mengontrol kagiatan apa yang akan dilakukan dalam kehidupannya.
Profesi merupakan bagian dari pekerjaan, tetapi tidak semua pekerjaan adalah profesi Sebagai contoh, pekerjaan staf administrasi tidak masuk dalam golongan profesi karena untuk bekerja sebagal staf administrasi seseorang bisa berasal dari berbagai latar belakang pendidikan, pengetahuan dan pengalaman, sedangkan akuntan merupakan profesi karena seseorang yang bekerja sebagai akuntan haruslah berpendidikan akuntansi dan memiliki pengalaman kerja beberapa tahun di kantor akuntan.
Profesi adalah suatu bentuk pekerjaan yang mengharuskan pelakunya memiliki pengetahuan tertentu yang diperoleh melalui pendidikan formal dan ketrampilan tertentu yang didapat melalui pengalaman kerja pada orang yang terlebih dahulu menguasai ketrampilan tersebut, dan terus memperbaharui ketrampilannya sesuai dengan perkembangan teknologi.
Dari beberapa uraian mengenai profesi seperti diatas, dapat disimpulkan beberapa catatan tentang profesi sebagai berikut:
a.       Profesi merupakan suatu pekerjaan yang mengandalkan ketrampilan atau keahlian khusus yang tidak didapatkan pada pekerjaan-pekerjaan pada umumnya.
b.      Profesi merupakan suatu pekerjaan yang dilakukan sebagai sumber utama nafkah hidup dengan keterlibatan pribadi yang mendalam dalam menekuninya.
c.       Profesi merupakan suatu pekerjaan yang menuntut pengemban profesi tersebut untuk terus memperbaharuhi ketrarnpilannya sesuai perkembangan teknologi.

2.3. Profesi dan Profesional
Kembali menilik pada pengertian profesi yang telah dibahas sebelumnya, secrang pelaku profesi haruslah memiliki sifat-sifat sebagai berikut:
a.       Menguasai ilmu secara mendalam dalam bidangnya
Di depan sudah dibahas bahwa sebuah profesi akan mengandalkan suatu pengetahuan khusus yang dimillki oleh sekelompok professional agar dapat menjalankan tugasnya dengan baik. Seorang yang professional adalah seorang yang menguasai ilmu secara mendalam di bidangnya, tidak setengah-setengah atau sekedar tahu saja sehingga benar-benar memahami hakikat pekerjaan yang ditekuninya.
b.      Mampu mengonversikan ilmu menjadi ketrampilan
Seorang yang professional juga harus mampu mengonversikan ilmunya menjadi suatu ketrampilan. Ketrampilan, artinya dapat melakukan praktik-praktik atau kegiatan khusus sesuai tugas dan pekerjaannya dengan baik. Orang yang professional adalah orang yang tidak sekedar tahu banyak hal tentang sebuah “teori”, tetapi juga mampu mengaplikasikannya dalam kegiatan yang dilakukan.
c.       Selalu menjunjung tinggi etika dan integritas profesi
Biasanya pada setiap profesi, khususnya profesi luhur atau profesi yang berkaitan dengan hajat hidup orang banyak. Terdapat suatu aturan yang disebut “kode etik” profesi. Sebagal contoh adalah kode etik pengacara, kode etik kedokteran, kode etik wartawan dan sebagainya. Kode etik tersebut merupakan aturan main dalam menjalankan sebuah profesi yang harus ditaati oleh semua anggota profesi yang bersangkutan.
Selanjutnya seorang yang professional adalah seseorang yang menjalankan profesinya secara benar dan melakukannya menurut etika dan garis-garis profesionalisme yang berlaku pada profesinya tersebut. Untuk menjadi seorang professional, seseorang yang melakukan pekerjaan dituntut untuk memiliki beberapa sikap berikut.
a.       Komitmen tinggi
Seorang profesional harus mernpunyai komitmen yang kuat pada pekerjaan yang sedang dilakukannya.
b.      Tanggung jawab
Seorang profesional juga harus bertanggung jawab penuh terhadap pekerjaan yang dilakukannya sendiri.
c.       Berpikir sistematis
Seorang profesional harus mampu berfikir sistematis tentang apa yang dilakukannya dan belajar dari pengalamannya.
d.      Penguasaan materi
Seorang profesional harus menguasai secara mendalam bahan/materi pekerjaan yang sedang dilakukannya.
e.       Menjadi bagian masyarakat profesional
Seyogyanya seorang profesional harus menjadi bagian dari masyarakat profesional dalam lingkungan profesinya.
Titik penekanan dari profesionalisme adalah penguasaan ilmu pengetahuan atau kemampuan manajemen beserta strategi penerapannya. Maister (1997) mengemukakan bahwa profesionalisme bukan sekedar pengetahuan teknologi dan manajemen, tetapi lebih merupakan sebuah sikap. Pengembangan profesionalisme pada seorang teknisi bukan hanya merujuk pada ketrampilan yang tinggi, melainkan juga tingkah laku yang  sesuai kriteria.
Selanjutnya untuk meningkatkan nilai profesionalisme suatu profesi serta untuk membentuk suatu standardisasi profesi, biasanya dibentuk organisasi-organisasi profesi. Organisasi profesi ini mengatur keanggotaan, membuat kebijakan etika profesi yang harus diikuti oleh semua anggota, memberi sanksi bagi anggota yang melanggar etika profesi, dan membantu anggota untuk dapat terus memperbaharui pengetahuannya sesuai perkembangan teknologi.
Beberapa organisasi profesi telah berkernbang di Indoneisia dengan harapan semakin meningkatkan profesionalitas para pelaku profesi tersebut. Caranya, dengan memberikan  garis-garis atau pedoman profesionalisme. Organisasi profesi ini juga merupakan bagian dari pengembangan sebuah profesi dalam profess profesionalismenya untuk mengembangkan profesi kearah status profesional yang diakui oleh pemerintah dan masyarakat pembangun jasa.
2.4.  Mengukur Profesionalisme
Seringkali kata profesional ditambah dengan ‘isme” yang kemudian menjadi profesionalisme. Kata isme berarti paham. Ini berarti pula bahwa nilai-nilai profesional harus menjadi bagian dari jiwa seseorang yang mengemban sebuah profesi. Selanjutnya, muncul pertanyaan mengenai bagaimana mengukur profesiorialisme seseorang?
Sebelum mengukur profesionalisme, harus dipahami terlebih dahulu bahwa profesionalisme diperoleh melalui proses. Proses tersebut dikenal dengan istilah “proses profesional". Proses profesional atau profesionalitas adalah proses evolusi yang menggunakan pendekatan organiasasi dan sistematis untuk mengembangkan profesi ke arah status profesional.
Untuk mengukur sebuah profesionalisme, tentunya perlu diketahui terlebih dahulu standar profesional. Secara teoritis menurut Gilley dan Enggland dan Enggland (1989), standar profesional dapat diketahui dengan empat perspektif pendekatan yaitu:
a.       Pendekatan berorientasi filosofis.
b.      Pendekatan berorientasi perkembangan bertahap
c.       Pendekatan berorientasi karakteristik
d.      Pendekatan berorientasi non-tradisional.
Selanjutnya, akan dibahas empat perspektif pendekatan tersebut seperti berikut dibawah ini:

2.4.1.   Pendekatan orientasi filosofi
Pendekatan orientasi filosofis ini melihat tiga hal pokok yang dapat digunakan untuk mengetahui tingkat profesionalisme sebagai berkut:
a.       Pendekatan lambang profesional
Lambang profesional yang dimaksud antara lain seperti sertifikat, lisensi, dan akreditasi. Sertifikat merupakan lambang bagi individu yang profesional dalam bidang tertentu. Misalnya, seseorang yang ahli menjalankan suatu program komputer tertentu berhasil melalui ujian lembaga sertifikasi tersebut sehingga akan mendapatkan sertifikat berstandard internasional. Adapun lisensi dan akreditasi merupakan lambang profesional untuk produk ataupun institusi. Sebagai contoh, lembaga pendidikan yang telah dianggap profesional oleh umum adalah lembaga pendidikan yang memilki status terakreditasi, dan lain-lain. Akan tetapi, penggunaan lambang ini kurang diminati karena berkaitan dengan aturan-aturan formal.
b.      Pendekatan sikap individu
Pendekatan ini melihat bahwa layanan individu pemegang profesi diakui oleh umum dan bermanfaat bagi penggunanya. Sikap individu tersebut antara lain adalah kebebasan personal, pelayanan umum, pengembangan sikap individual dan aturan-aturan yang bersifat pribadi. Orang akan melihat bahwa individu yang profesional adalah individu yang memberikan layanan yang memuaskan dan bermanfaat bagi pengguna jasa profesi tersebut.
c.       Pendekatan electic
Pendekatan ini melihat bahwa proses profesional dianggap sebagai kesatuan dan kemampuan, hasil kesepakatan dan standar tertentu. Hal ini berarti bahwa pandangan individu tidak akan lebih baik dari pandangan kolektif yang disepakati bersama.
Pendekatan electic ini merupakan pendekatan yang menggunakan prosedur, teknik, metode dan konsep dari berbagai sumber, sistem dan pemikiran akademis. Dengan kesatuan pendekatan item-item tersebut diatas, masyarakat akan melihat kualitas profesionalisme yang dimiliki oleh seseorang sebagai individu ataupun yang mewakili suatu institusi.

2.4.2.   Pendekatan Orientasi Perkembangan
Di bagian depan telah deiaskan bahwa proses profesional adalah proses evolusi yang menggunakan pendekatan organisasi den sistematis untuk mengembangken profesi ke arah status profesional. Orientasi perkembangan menekankan pada enam langkah dalam proses berikut:
a.       Berkumpulnya individu-individu yang memiliki minat yang sama terhadap suatu profesi
Langkah ini merupakan awal dan proses profesional. Orang-orang yang memiliki minat serupa dalam suatu profesi, berkumpul membentuk asosiasi informal yang keanggotaannya masih bersifat sukarela dan belum terorganisir dengan baik.
b.      Melakukan identifikasi dan adopsi terhadap ilmu pengetahuan tertentu untuk mendukung profesi yang dijalaninya. Hal ini tentu saja disesuaikan dengan latar belakang akademis para pelaku profesi tersebut.
c.       Setelah individu-indvidu yang memiliki minat yang sama berkumpul, selanjutnya para praktisi akan terorganisasi secara formal pada suatu lembaga yang diakui oleh pemerintah dan masyarakat sebagai sebuah organisasi profesi.
d.      Membuat kesepakatan mengenai persyaratan profesi berdasarkan pengalaman atau kualifikasi tertentu. Hal ini sesuai dengan hakikat sebuah profesi, yang rnengharuskan pelakunya memiliki pengetahuan tertentu yang diperoleh melalui pendidikan formal dan atau ketrampilan tertentu yang didapat melalui pengalaman kerja pada orang yang terlebih dahulu menguasai ilmu ketrampilan tersebut.
e.       Menentukan kode etik profesi yang menjadi aturan main dalam menjalankan sebuah-profesi yang harus ditaati oleh semua anggota profesi yang bersangkutan.
f.       Revisi persyaratan berdasarkan kualifikasi tertentu seperti syarat akademis dan pengalaman melakukan pekejaan di lapangan. Hal ini akan berkembang sesuai tuntutan tingkat pelayanan yang diberikan kepada para pengguna jasa profesi tersebut.

2.4.3.   Pendekatan Orientasi Karakteristik
Orientasi ini melihat bahwa proses profesionalisme juga dapat ditinjau dan karakteristik profesi/pekerjaan. Ada delapan karakteristik pengembangan proses profesional yang sating terkatit, yaitu:
a.       Kode etik profesi yang merupakan aturan main dalam menjalankan sebuah profesi. Kode etik ini digunakan sebagai aturan langkah bagi seorang profesional dalam menajalankan profesinya.
b.      Pengetahuan yang terorganisir yang mendukung pelaksanaan sebuah profesi.
c.       Keahlian dan kompetensi yang bersifat khusus
d.      Tingkat pendidikan minimal dari sebuah profesi. Ini penting untuk menjaga mutu profesi yang bersangkutan.
e.       Sertifikat keahlian yang harus dimiliki sebagai salah satu lambang profesional
f.       Proses tertentu sebelum memangku profesi untuk bisa memikul tugas dan tanggung jawab dengan baik. Proses tersebut misalnya adalah riwayat pekerjaan, pendidikan atau ujian yang dilakukan sebelum memangku sebuah profesi.
g.      Adanya kesempatan untuk menyebarluaskan dan bertukar ide di antara anggota.
h.      Adanya tindakan disiplin dan batasan tertentu jika terjadi malpraktik dan pelanggaran kode etik profesi

2.4.4.   Pendekatan Orientasi Non-Tradisional
Perspektif pendekatan non-trandisional menyatakan bahwa seseorang dengan bidang ilmu tertentu diharapkan mampu melihat dan merumuskan karakteristik yang unik dan kebutuhan sebuah profesi. Orientasi ini memandang perlunya dilakukan identifikasi elernen-elemen penting untuk sebuah profesi, misalnya standardisasi profesi untuk menguji kelayakannya dengan kebutuhan lapangan, sertifikasi profesional, dan sebagainya.
Dengan pendekatan-pendekatan yang dibahas di atas, dapat disimpulkan bahwa mengukur profesionalisme bukanlah yang mudah karena profesionalisme tersebut diperoleh melalui suatu proses profesional, yaitu proses evolusi dalam mengembangkan profesi ke arah status profesional yang diharapkan.


BAB III
PROFESI DI BIDANG TEKNOLOGI INFORMASI

3.1.  Gambaran Umum Pekerjaan di Bidang Teknologi Informasi
Secara umum, pekerjaan di bidang teknologi informasi terbagi dalam 4 kelompok sesuai bidangnya :
a.       Kelompok pertama, adalah mereka yang bergelut di dunia perangkat lunak (software), baik mereka yang merancang system operasi, database maupun system aplikasi. Pada lingkungan kelompok ini, terdapat pekerjaan-pekerjaan seperti misalnya:
-          Sistem analis, merupakan orang yang bertugas menganalisa  sistem yang akan diimplementasikan mulai dari menganalisa sistem yang ada, kelebihan dan kekurangannya, sampai studi kelayakan dan desain sistem yang akan dikembangkan.
-          Programer, merupakan orang yang bertugas mengimplementasikan rancangan sistem analis, yaitu membuat program (baik apilkasi maupun sistem operasi) sesuai sistem yang dianalisa sebelumnya.
-          Web designer, merupakan orang yang melakukan kegiatan perencanaan, termasuk studi kelayakan, analisis dan desain terhadap suatu proyek pembuatan aplikasi berbasis web.
-          Web programmer, merupakan orang yang bertugas mengimplementasikan rancangan web designer, yaitu membuat program berbasis web sesuai desain yang telah dirancang sebelumnya.
-          Dan lain-lain
b.      Kelompok kedua, adalah mereka yang bergelut di bidang perangkat keras (hadware). Pada lingkungan ketompok ini, terdapat pekerjaan-pekerjaan seperti:
-          Technical engineer, seiring juga disebut teknisi yaitu orang yang berkecimpung dalam hidang teknik, baik rnengenai pemeliharaan maupun perbaikan perangkat sistem komputer.
-          Networking Engineer, adalah orang yang berkecimpung dalarn bidang teknik jaringan komputer dan maintenance sampai pada troubleshooting-nya
-          Dan lain-lain
c.       Kelompok ketiga, adalah mereka yang berkecimpung dalam operasional sistem informasi. Pada ingkungan kelompok ini, terdapat pekerjaan-pekerjaan seperti:
-          EDP Operator, adalah orang yang bertugas mengoperasikan program-program yang berhubungan dengan electronic data processing dalam lingkungan sebuah perusahaan atau organisasi lainnya.
-          System administrator, merupakan orang yang bertugas melakukan administrasi terhadap sistem, melakukan pemeliharaan sistem, memiliki kewenangan mengatur hak akses terhadap sistem, serta hal-hal lain yang berhubungan dengan pengaturan operasional sebuah sistem.
-          MIS Director, merupakan orang yang memiliki wewenang paling tinggi terhadap sebuah sistem informasi, melakukan manajernen terhadap sistem tersebut secara keseluruhan baik perangkat keras, perangkat lunak maupun sumber daya manusianya.
-          Dan lain-lain
d.      Kelompok yang keempat, adalah mereka yang berkecimpung di pengembangan bisnis teknologi informasi. Pada bagian ini, pekerjaan diidentifikasikan oleh pengelompokan kerja di berbagai sector di industri teknologi informasi.

3.2. Profesi di Bidang TI Sebagai Profesi
Untuk bisa melaksanakan tugas sebagal software engineer, seseorang harus memiliki latar belakang pendidikan tertentu yang memberikan bekal untuk melakukan kerja dengan baik dan benar. Selain itu, setelah lulus dari pendidikan, seorang software engineer juga dituntut memiliki pengalaman cukup dalam pekerjaan ini melalui keikutsertaannya sebagai pekerja magang dan proyek. Software engineer juga harus terus rnemperbaharui pengetahuan dan ketrampilannya sesuai perkembangan teknologi komputer yang cepat.
Julius Hermawani (2003), mencatat dua karakteristik yang dimiliki oleh software engineer sehingga pekejaan tersebut Iayak disebut sebuah profesi. Dua karakteristik tersebut adalah kompetensi dan adanya tanggung jawab pribadi.
Kompetensi yang dimaksud yaitu suatu sifat yang selalu menuntut profesional software engineer untuk memperdalam dan memperbaharui pengetahuan dan ketrampilannya sesuai tuntutan profesinya. Seorang software engineer tidak boleh berhenti belajar karena dunia software engineering terus berkembang  dan berubah dengan cepat. Profesi software engineer tidak melekat seumur hidup, hanya sepanjang seseorang terus mengikuti tuntutan profesinya. Ini sesuai dengan etika profesi yang berlaku umum bahwa hanya profesional yang berkompeten yang berhak melakukan pekerjaan di bidangnya.
Kedua adalah tanggung jawab pribadi. Yang dimaksud yaitu kesadaran untuk membebankan hasil pekerjaannya sebagai tanggung jawab pribadi. Seorang software engineer harus mengenal kernampuan dirinya sehingga bisa mempertanggungjawabkan semua pekerjaan yang dilakukannya secara moral; selalu merekomendasikan apa adanya, melakukan pekerjaan yang menjadi bidang kompetensinya, dan mendahulukan kepentingan umum.
Agar dapat melaksanan tugas dan tanggung jawabnya secara baik dan benar, seorang software engineer perlu terus mengembangkan bidang ilmu dalam pengembangan perangkat lunak seperti misalnya:
a.       Bidang ilmu metodologi pengembangan perangkat lunak
Bidang ilmu tersebut mencakup teknik analisa masalah, desain atau perancangan sistem yang ada dan yang akan dibangun, serta imptementasi pemrograman dan disain menjadi perangkat lunak siap pakai.
b.      Manajemen sumber daya.
Bidang ilmu tentang bagaimana merencanakan, mengadakan, mengawasi, dan mengoptimakan pemanfaatan sumber daya untuk keperluan perkembangan perangkat lunak yang dibangunnya.
c.       Mengelola kelompok kerja
Merupakan bidang ilmu manajemen dan organisasi tentang bagaimana melakukan sinergi antara komponen dalam sebuah kelompok kerja untuk mencapai tujuan tertentu.
d.      Komunikasi
Merupakan bidang ilmu yang mempelajari teknik komunikasi dan interaksi dengan manusia lain.
Untuk itu seorang software engineer idealnya merupakan seseorang yang memiliki pendidikan formal setingkat sarjana atau diploma dengan ilmu yang merupakan gabungan dari bidang-bidang seperti:
a.       Ilmu komputer (Computer science)
Menurut CSAB (Computing Sciences Accreditation Board, http://www.csab.org) definisi ilmu komputer adalah ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan komputer dan komputasi. Didalamnya terdapat. teoritika, eksperimen, dan pendesainan komponen, serta termasuk di dalamnya hal-hal yang berhubungan dengan:
-          Teori-teori untuk memahami komputer device, program, dan sistem
-          Eksperimen untuk pengembangan dan pengetesan konsep
-          Metodologi desain, algoritma, dan tool untuk merealisasikanriya.
-          Metode analisa untuk melakukan pembuktian bahwa realisasi sudah sesual dengan requitment yang diminta.
b.      Teknik rekayasa (engineering)
Ilmu tentang rekayasa adalah ilmu yang memplajari analisa, rekayasa, spesifikasi, implementasi, dan validasi untuk menghasilkan produk (dalarn hal ini perangkat lunak) yang digunakan untuk memecahkan masalah pada berbagai bidang. Software engineering mentikberatkan teknik rekayasa tersebut dalam pendekatan/metode analisa pemecahan masalah.
c.       Teknik insentif (industrial engineering)
Teknik industri merupakan bidang ilmu teknik yang mempelajari riset operasi, perencanaan produksi, pengendalian kualitas, serta optimasi proses dan sumber daya untuk mencapai keberhasilan proses industri.
d.      Ilmu manajemen
ilmu manajemen merupakan ilmu yang sangat dibutuhkan, terutama dalam mengelola manusia dan kelompok kerja serta melakukan manajemen proyek.
e.       Ilmu sosial (social science)
Ilmu sosial merupakan ilmu yang dibutuhkan dalam kerangka hubungan sosial dan ditekaikan pada masalah pendekatan manusia, interaksi dan komunikasi.


Gambar 3.1. Model Klasifikasi yang direkomendasikan
(Sumber http://wiryana.pandu.org/SRIG-Ps)

Setiap jenis pekerjaan dan skema diatas masing-masing memilliki 3 tingkatan, yaitu:
1.      Supervised (terbimbing). Tingkatan awal dengan 0-2 tahun pengalaman, membutuhkan pengawasan dan petunjuk dalam pelaksanaan tugasnya.
2.      Moderately supervised (madya). Tugas kecil dapat dikerjakan oleh mereka, tetapi tetap rnembutuhkan bimbingan untuk tugas yang lebih besar, 3-5 tahun pengalaman.
3.      Independent / managing (mandiri). Memulai tugas, tidak membutuhkan bimbingan dalam pelaksanaan tugas.



Programer
System Analyst
Project Manager
Instructor
Specialist



















Dari gambar diatas, dapat dilihat jenis pekerjaan dibidang TI yang direkomendasikan SRIGPS-SEAQRCC antara lain meliputi:
a.       Programmer
Merupakan bidang pekerjaan untuk melakukan pemrograman komputer terhadap suatu sistem yang telah dirancang sebelumnya.
b.      System Analyst (Analis Sistem)
Merupakan bidang pekerjaan untuk melakukan analisis dan desain terhadap sebuah sistem sebelum dilakukan implementasi atau pamrograman lebih lanjut. Analisis dan desain merupakan kunci awal untuk keberhasilan sebuah proyek berbasis komputer. Jenis pekerjaan ini juga memiliki 5 tingkatan seperti halnya pada progammer.
c.       Project Manager (Manajer Proyek)
Merupakan pekerjaan untuk melakukan manajernen terhadap proyek-proyek berbasis sistem informasi. Level ini adalah level pengambilan keputusan. Jenis pekerjaan ini juga memiliki 3 tingkatan seperti halnya pada programmer, tergantung pada kualifikasi proyek yang dikerjakannya.
d.      Instructor (Instruktur)
Berperan dalam melakukan bimbingan, pendidikan dan pengarahan baik terhadap anak didik maupun pekerja level di bawahnya. Jenis pekerjaan ini juga memiliki 3 tingkatan seperti halnya pada programmer.
e.       Specialist
Pekerjaan ini merupakan pekerjaan yang membutuhkan keahlian khusus. Berbeda dengan pekerjaan-pekerjaan yang lain, pekerjaan ini hanya memiliki satu level, yaitu independent (managing), dengan asumsi bahwa hanya orang dengan kualifikasi yang ahli dibidang tersebut yang memiliki tingkat profesi spesialis. Pekerjaan spesialis menurut model SEARCC ini terdiri dari:
§  Data communication
§  Database
§  Security
§  Quality assurances
§  IS audit
§  System software support
§  Distributed system
§  System integration
Dari berbagai jenis pekerjaan diatas, ada pula kecenderungan untuk rnenyederhanakan depantemen TI dengan mengisi hanya beberapa posisi tetapi dengan tanggung jawab yang mencakup banyak hal. Posisi programmer dan system analyst adalah dua dari beberapa posisi terdepan yang banyak dicari oleh perusahan-perusahaan.
Jika lulusan TI lebih mengincar bidang kerja yang sesuai keahliannya, yaitu programmer dan system analyst, mereka harus rnemperhatikan kualifikasi utama, yaitu technical knowledge dan technical skill. Hal lain yang harus dipenuhi adalah kemampuan analythical thinking dan orientasi kualitas yang tinggi, ketahanan kerja dalam jangka waktu yang lama serta perhatian terhadap detail (attention detil) yang juga tinggi. Disamping dua posisi tersebut, posisi IT sales juga merupakan salah satu posisi yang banyak dicari perusahaan. Pada posisi sales, para profesional di bidang teknologi informasi tentunya memiliki kelebihan dengan adanya penguasaan TI yang baik sebagai product knowledge.

BAB IV
MENINGKATKAN PROFESIONALISME DI BIDANG
TEKNOLOGI INFORMASI

Peningkatan Profesionalisme
Dalam menjalankan profesinya, seseorang yang bekerja dalam bidang TI harus memiliki beberapa persyaratan profesionlaisme, seperti :
a.       Dasar ilmu yang kuat dalam bidangnya sebagai bagian dari masyarakat teknologi dan masyarakat ilmu pengetahuan di abad 21.
b.      Penguasaan kiat-kiat profesi yang dilakukan berdasarkan riset dan praktis, bukan hanya merupakan teori dan konsep-konsep belaka.
c.       Pengembangan kemampuan profesional berkesinambungan. Profesi di bidang teknologi informasi, merupakan profesi yang berkembang terus menerus dan berkesinambungan sehingga para pemain di dalamnya harus proaktif dan tidak boleh pasif dalam menyikapi perkembangan tersebut.
Beberapa hal yang dapat dikategorikan sebagai penyebab rendahnya profesionalisme pekerja di bidang TI, antara lain :
a.       Masih banyak pekerja di bidang TI yang tidak menekuni profesinya secara total dan hanya sekedar sambilan.
b.      Belum adanya konsep yang jelas dan terdefinisi tentang norma dan etika profesi pekerja di bidang TI.
c.       Masih belum ada (menurut pengamatan penulis) organisasi profesional yang menangani para profesional di bidang TI.

Mempersiapkan SDM
Bidang teknologi informasi tergolong bidang baru dibandingkan dengan bidang-bidang pekerjaan lainnya. Hal itu menyebabkan terjadinya kelangkaan sumber daya manusia dan tenaga kerja di bidang ini. Untuk mengatasi kelangkaan tenaga kerja tersebut, perlu dilakukan langkah-langkah terpadu untuk mempersiapkan sumber daya manusia di bidang tersebut sejak dini. Apalagi Indonesia yang dikenal sebagai pengirim tenaga kerja luar negeri, memiliki potensi untuk mengirimkan tenaga kerja terlatih (skill worker).
Beberapa hal yang telah dilakukan di Indonesia antara lain adalah melakukan berbagai program pendidikan di bidang Teknologi Informasi seperti misalnya :


a.       Program Sekolah 2000
Program sekolah 2000 merupakan sebuah program yang diselenggarakan oleh Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia yang bertujuan untuk menjaring sekolah-sekolah di seluruh Indonesia dengan Internet. Dengan program tersebut maka diharapkan pelajar di Indonesia sudah berkenalan dengan internet sejak dini sehingga membuka akses informasi dan pengetahuan yang tidak terbatas dengan dunia luar.
b.      Program SMK Teknologi Informasi
Sekolah Menengah Kejuruan merupakan sekolah yang bertujuan mencetak tenaga kerja yang siap pakai dalam kegiatan operasional. Adanya SMK TI, diharapkan bahwa lulusan SMK dapat dikaryakan secara profesional di bagian-bagian seperti operator, technical support, help desk, atau web designer.
c.       Program Diploma Teknologi Informasi
Hampir sama dengan SMK, program diploma ini juga diharapkan menjadi tenaga kerja yang siap digunakan dan terampil di bidangnya. Banyak pengusaha menginginkan tenaga kerja yang siap pakai, tetapi lebih berpengalaman seperti yang diharapkan pada level ini.
d.      Program Pendidikan Sarjana Teknologi Informasi
Program pendidikan sarjana, menghasilkan lulusan yang tidak hanya terampil, tetapi dilengkapi dengan kemampuan analisis dan perencangan sistem yang kuat. Program sarjana tidak hanya meluluskan seseorang dengan kualitas programmer, tetapi diharapkan juga mampu menghasilkan insan-insan software enginer yang baru.

Menjadi Profesi dengan Sertifikasi
Sertifikasi merupakan salah satu cara untuk melakukan standarisasi sebuah profesi. Atau paling tidak sertifikasi merupakan lambang dari sebuah profesionalisme. Beberapa alasan tentang pentingnya sertifikasi untuk profesional di bidang teknologi informasi, antara lain dapat dijelaskan sebagai berikut :
a.       Bahwa untuk menuju pada level yang diharapkan, pekerjaan di bidang TI membutuhkan expertise. Expertise atau kepakaran tersebut akan didapatkan jika seorang pelaku profesi mampu menguasai secara mendalam sampai ke “akar-akarnya”. Penguasaan secara mendalam tersebut dapat dibuktikan melalui sertifikasi karena untuk menuju sertifikasi ada proses ujian atau tes yang tidak mudah dan memenuhi standar tertentu.
b.      Bahwa profesi di bidang teknologi informasi, dapat dikatakan merupakan profesi menjual jasa, dan bisnis jasa bersifat kepercayaan. Prospek dari profesi ini terletak pada kepecayaan masyarakat zaman ini terhadap orang-orang yang terlibat di dalamnya. Kepercayaan tersebut akan semakin kuat jika bukti keahlian dari seseorang di bidang teknologi informasi dapat ditunjukkan dengan adanya sertifikat yang dikeluarkan oleh Lembaga Sertifikasi yang bertaraf internasional. Sebenarnya dengan perkembangan teknologi yang begitu pesat, serta kemudahan mendapatkan pengetahuan lewat internet di satu sisi sangat membantu mereka yang ada di profesi-profesi ini dalam menambah kemampuan untuk bekerja dan berinovasi. Namun, terkadang orang membutuhkan suatu bukti konkrit yang dapat langsung diketahui sehingga menambah “trust” terhadap pelaku profesi tersebut.
Berikutnya beberapa manfaat yang dapat diperoleh dengan melakukan sertifikasi antara lain :
a.       Ikut berperan dalam menciptakan lingkungan kerja yang lebih profesional.
b.      Pengakuan resmi pemerintah tentang tingkat keahlian individu terhadap sebuah profesi.
c.       Pengakuan dari organisasi profesi sejenis (benchmarking), baik pada tingkat regional maupun internasional.
d.      Membuka akses lapangan pekerjaan secara nasional, regional maupun internasional.
e.       Memperoleh peningkatan karier dan pendapatan sesuai perimbangan dengan pedoman skala yang diperlukan.

            Sertifikasi Berorientasi Produk
Selama ini sertifikasi internasional untuk profesi di bidang IT hanya dikenal di lingkungan yang relatif terbatas dan biasanya dikeluarkan berkaitan dengan produk perangkat lunak atau perangkat keras dari perusahaan tertentu seperti Microsoft, Oracle, Cisco dan lain-lain. Pelaksanaan sertifikasi hanya diselenggarakan oleh perwakilan perusahaan tersebut di Indonesia ataupun lembaga yang ditunjuk sebagai afilasi, dengan biaya yang cukup mahal bagi calon tenaga IT di Indonesia. Berikut adalah beberapa contoh sertifikasi yang berorientasi pada produk.


a.       Sertifikasi Microsoft
Microsoft sebagai salah sat perusahaan perangkat lunak terbesar saat ini, memberlakukan sertifikasi dengan label Microsoft Certified Professional (MCP).
Beberapa paket yang bisa diambil dalam MCP ini antara lain,
adalah :
·         MCDST
Microsoft Certified Desktop Support Technicians (MCDSTs) merupakan sertifikasi untuk technical and custumer service skills yang mampu melakukan troubleshoot pengoperasian perangkat keras dan perangkat lunak yang berhubungan dengan lingkungan Microsoft Windows ®.
·         MCSA
Microsoft Certified Systems Administrators (MCSAs) merupakan sertifikasi untuk administrator jaringan yang berada dalam lingkungan platform Microsft Windows. Terdapat dua spesialisasi MCSA: Messaging dan MCSA: Security.
·         MCSE
Microsoft Certified Systems Engineers (MCSEs) merupakan sertifikasi untuk design dan implementasi infrastruktur berbasis Windows dan Microsoft Servers software. Terdapat dua spesialisasi sertifikasi yaitu MCSE: Messaging dan MCSE: Security.
·         MCDBA
Microsoft Certified Database Administrator (MCDBAs) merupakan sertifikasi untuk design, implementasi dan administer database berbasis pada Microsoft SQL sever database.
·         MCT
Microsoft Certified Trainers (MCTs) adalah sertifikasi untuk kualitas instruktur, certified by Microsoft untuk melakukan pelatihan-pelatihan perangkat lunak microsoft.
·         MCAD
Microsoft Certified Application Developers (MCADs) menggunakan teknologi Microsoft untuk melakukan pembangunan dan pemeliharaan departemen di level application, components, web atau dekstop clients, sampai pada back-end data services.
·         MCSD
Microsoft Certified Solution Developers (MCSDs) merupakan sertifikasi untuk melakukan design dan membangun leading-edge business solutions dengan menggunakan Microsoft development tools, technologies, platforms, dan arsitektur Windows.
·         Office Specialist
Microsoft Office Specialist (Office Specialist) dibutuhkan untuk menunjukkan kemampuan penggunaan Microsoft dekstop software untuk kepentingan perkantoran.
Sertifikasi dengan label Microsoft ® Certified Professional (MCP) tersebut mulai dilakukan sejak tahun 1992, hingga penulis menyusun buku ini, lebih dari satu setengah juta orang dari seluruh dunia yang telah mengambil sertifikasi tersebut. Data tersebut dapat dilihat pada tabel yang diambil dari www.microsoft.com (dinkes Juni 2004) seperti di bawah ini :
Certification
Jumlah
Microsoft Certified Professional (MCP)2
258,242
MCP + Internet (MCP + I)3
229,138
MCP + Site Building (MCP + SB)3
2,045
Microsoft Certified Systems Engineer (MCSE) on Microsoft Windows NT®3
394,981
Microsoft Certified Desktop Support Technician (MCDST)
251,284
MCSE on Microsoft Windows ® 2000
251,284
MCSE on Microsoft Windows Server TM 2003
10,013
MCSE Internet (MCSE + I)3
12,462
MCSE : Messaging Specialization
3,459
MCSE : Security Specialization
3,100
Microsoft Certified System Administrator (MCSA) on Microsoft Windows 2000
111,697
MCSA on Microsoft Windows Server 2003
18,998
MCSA : Messaging Specialization
17,557
MCSA : Security Specialization
2,556
Microsoft Certified Database Administrator (MCDBA) on Microsoft SQL Server TM 2000
125,080
Microsoft Certified Solution Developer (MCSD)
45,938
MCSD for Microsoft .NET
8,868
Microsoft Certified Application Developer (MCAD) for Microsoft .NET
19,085

b.      Sertifikasi Oracle
Oracle sebagai salah satu perusahaan pengembang database terkemuka di dunia, menawarkan tiga jenis sertifikasi sebagai
berikut :
·         OCA (Oracle Certified Associate)
·         OCP (Oracle Certified Professional)
·         OCM (Oracle Certified Master)
Tiga level sertifikasi di atas menunjukkan tingkat keahlian yang dimiliki oleh pemegang sertifikasi. Sebagai contoh, untuk mendapatkan OCP seseorang harus mampu dan menguasai konsep serta aplikasi database dengan oracle, seperti misalnya :
·         Konsep-konsep dasar (instance, database, struktur instance, struktur logic database, struktur fisik database), initalization parameters, data dictionary views, sintaks SQL dan permodelan relasi antartabel.
·         Produk-produk oracle database server yang mencakup cara-cara koneksi ke database service, kaitan antara basis data  dengan instans, startup modes dan shutdown modes.
·         Creating Oracle database. Oracle data type, mengelola tabel, mengelola indek, mengelola cluster, index organized tables.
·         Mengelola user, mengelola keamanan, mengelola profil. ROWID (Row Identifier), mengelola rollback segment srta temporary segment.
·         Aspek teoretis basis data DDL, DML, dan TCL (Transaction Control Language), perintah-perintah DDL (Data Definition Language), perintah-perintah DML (Data Manipulation Language), Procedural Language (PL) pada PL/SQL serta tipe data spesifik pada PL/SQL.
·         Memformat keluaran, constraints, menulis executable statements, implicit cursors, explicit cursors dan exception handling.
·         Struktur Oracle untuk recovery (pemulihan), komponen-komponen disaster recovery plan; pemakaian recovery manager, pembuatan recovery catalog, pemeliharaan recovery catalog; physical backup tanpa recovery manager, physical backup dengan recovery manager, logical backup (export); Oracle recovery dengan archiving, Oracle recovery tanpa archiving, dan Incomplete Oracle recovery.
·         Isu-isu tambahan seperti Tuning Overview (business requirements). Oracle Alert, trace flies, dan events. Berbagai utility dan dynamic performance view yang terkait, tunning the SQL statements dan lain sebagainya.
·         Isu-isu jaringan dengan Oracle seperti business problems and Oracle solution, Arsitektur Net. Net serverside configuration, net client-side configuration serta troubleshoot networking environment dan security issues.
Dari berbagai materi yang disyaratkan bagi sertifikasi OCP di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa untuk mendapatkan sertifikasi OCP tersebut, seseorang harus benar-benar menguasi Oracle dari pengenalan awal sampai pada level expert seperti troubleshoot dan security.

c.       Sertifikasi CISCO
Bagi pekerja teknologi informasi yang ingin meningkatkan profesionalisme di bidang jaringan komputer, dapat mengikuti sertifikasi yang diselenggarakan oleh Cisco System International. Sertifikasi tersebut antara lain :
-          CCNA (Cisco Certified Networking Associate)
-          CCNP (Cisco Certified Networking Professional)
-          CCIA (Cisco Certified Internetworking Expert)
Professional yang ingin mengambil sertifikasi CISCO ini harus mengetahui seluk beluk CISCO networking solutions serta cara-cara memaksimalkan network performance dengan mengkonfigurasi, troubleshoot, dan maintenance CISCO Routers. Lebih lanjut, mereka harus mampu menggunakan perangkat lunak CISCO untuk mengidentifikasi addresses, protocols, dan cennectivity status dalam jaringan yang terdiri atas banyak peralatan jaringan, menyambung switch dan router sesuai desain dan spesifikasi network yang telah ditentukan. Hal ini yang harus dikuasai seperti hal di bawah ini :

-          Mengkonfigurasi switch dan router untuk mendukung protokol.
-          Mengkonfigurasi access lists untuk mengontrol akses ke peralatan jaringan atau segment dan general network traffic.
-          Mampu memverifikasi bahwa switch, router, protokol mampu beroperasi pada standar spesifikasi yang telah ditentukan.

d.      Sertifikasi Novell
Novell merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam pengembangan sistem operasi jaringan yang pernah berjaya di era sembilan puluhan. Sekarang, sistem operasi ini juga masih tetap eksis meskipun dengan pangsa pasar pengguna tertentu.
Pada perkembangan tahun-tahun terakhir ini, Novell melakukan kerjasama dengan Linux dan melakukan beberapa standar sertifikasi sebagai berikut :
-          Novell CLP
Novell CLP, singkatan dari Novell Certified Linux Professional, merupakan sertifikasi untuk ahli Novell dengan kombinasi sistem operasi Linux dengan kemampuan administrator jaringan yang handal.
-          Novell CLE
Novell CLE, singkatan dari Novell Certified Linux Engineer, merupakan sertifikasi yang merupakan kelanjutan dari Novell CLP.
-          Suse CLP
Suse CLP, signkatan USE Certified Linux Professional, merupakan sertifikasi dan pengkuan bagi yang menguasai administrasi dalam lingkungan jaringan Linux Suse.
-          MCNE
MCNE, singkatan dari Master Certified Novell Engineer, merupakan sertifikasi dan pengakuan bagi pemiliknya yang menguasai administrasi dalam lingkungan jaringan dengan titik berat multivendor serta spesialis multisolusi jaringan industri.

            Sertifikasi Berorientasi Profesi
Selain sertifikasi internasional berorientasi produk, terdapat juga sertifikasi yang tidak berorientasi pada sebuah produk perangkat lunak atau perangkat keras tertentu, dimana seorang profesi IT diuji kompetensinya sebagai seorang ahli di bidang IT dan diakui di banyak negara.
Beberapa contoh institusi yang menyelenggarakan sertifikasi yang berorientasi pada pekerjaan ini antara lain :
Institute for certification of computing professionals
Sertifikasi yang didapatkan dari pengujian 19 bidang minat tersebut akan menghasilkan sertifikasi seperti misalnya :
·         CDP (Certified Data Professor)
Merupakan sertifikasi untuk para profesional yang memiliki orientasi pekerjaan pada bidang pemrosesan data.
·         CCP (Certified Computer Programmer)
Merupakan sertifikasi untuk para profesional yang bekerja sebagai programmer.
·         CSP (Certified System Professional)
Merupakan sertifikasi untuk para profesional yang bekerja pada bidang analisis desain dan pengembangan sistem berbasis komputer.

BAB V
ORGANISASI DAN KODE ETIK PROFESI

5.1.    Pembentukan Organisasi Profesi
Tujuan umum sebuah profesi adalah memenuhi tanggung jawabnya dengan standar profesionalisme tinggi sesuai bidangnya, mencapai tingkat kinerja yang tinggi, dengan orientasi kepada kepentingan publik.
Untuk mencapai tujuan tersebut, terdapat 4 (empat) kebutuhan dasar yang harus dipenuhi oleh sebuah profesi yaitu :
a.       Kredibilitas
Bahwa masyarakat membutuhkan kredibilitas informasi dan sistem informasi yang dimiliki sebuah profesi.
b.      Profesionalisme
Diperlukan individu yang dengan jelas dapat diidentifikasikan oleh pemakai jasa sebuah profesi sebagai profesional di bidangnya.
c.       Kualitas jasa
Adanya keyakinan bahwa semua pelayanan yang diberikan pelaku sebuah profesi memerlukan standar kinerja yang tinggi.
d.      Kepercayaan
Pemakai jasa sebuah profesi harus merasa yakin bahwa terdapat kerangka etika profesional yang melandasi pemberian jasa tersebut sehingga menimbulkan kepercayaan yang tinggi pada profesi yang bersangkutan.

5.2.    Prinsip Dasar Kode Etik Profesi
a.       Prinsip Standar Teknis
Setiap anggota profesi harus melaksanakan jasa profesional yang relevan dengan bidang profesinya. Profesi dilakukan sesuai keahliannya dan dengan hati-hati. Anggota mempunyai kewajiban untuk melaksanakan penugasan dari penerima jasa selama penugasan tersebut sejalan dengan prinsip integritas dan obyektifitas.
b.      Prinsip Kompetensi
Setiap anggota profesi harus melaksanakan pekerjaan sesuai jasa profesionalnya dengan kehati-hatian, kompetensi dan ketekunan. Setiap anggota juga mempunyai kewajiban untuk mempertahankan pengetahuan dan ketrampilan profesional pada tingkat yang diperlukan untuk memastikan bahwa klien atau pemberi kerja memperoleh manfaat dari jasa profesional yang kompeten berdasarkan perkembangan praktik, legislasi dan teknik yang paling mutakhir.
c.       Prinsip Tanggung Jawab Profesi
Dalam melaksanakan tanggung jawabnya sebagai profesional, setiap anggota harus senantiasa menggunakan pertimbangan moral dan profesional dalam semua kegiatan yang dilakukan. Pelaku profesi harus bertanggung jawab penuh terhadap setiap pekerjaan atau jasa profesional yang dilakukannya.
d.      Prinsip Kepentingan Publik
Setiap anggota berkewajiban untuk senantiasa bertindak memberikan jasa profesionalnya dalam kerangka pelayanan kepada publik, menghormati kepercayaan publik, dan menunjukkan komitmen atas profesionalisme.
e.       Prinsip Integritas
Pelaku profesi harus menjunjung nilai tanggung jawab profesional dengan integritas setinggi mungkin untuk memelihara dan meningkatkan kepercayaan publik yang menggunakan jasa profesionalnya.
f.       Prinsip obyektivitas
Setiap anggota harus menjaga obyektivitas dan bebas dari benturan kepentingan dalam pemenuhan kewajiban profesionalnya. Dalam hal ini, pelaku profesional harus mengesampingkan kepentingan pribadi dalam menjalankan tugas.
g.      Prinsip Kerahasiaan
Setiap anggota harus menghormati kerahasiaan informasi yang diperoleh selama melakukan jasa profesional dan tidak boleh memakai atau mengungkapkan informasi tersebut tanpa persetujuan, kecuali bila ada hak atau kewajiban profesional atau hukum untuk mengungkapkannya.
h.      Prinsip Perilaku Profesional
Setiap anggota harus berperilaku konsisten dengan reputasi profesi yang baik dan menjauhi tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi yang diembannya.
BAB VI
CYBER ETHICS :  ETIKA  MENGGUNAKAN  INTERNET
             Secara sederhana dapat dikatakan bahwa Internet adalah Sebuah Jaringan Komputer Dunia, sebuah hubungan bagi setiap orang dengan sebuah komputer.
            Sebagaimana di dunia nyata, Internet sebagaimana Dunia maya juga banyak mengundang aksi tangan-tangan usil, baik untuk mencari keuntungan materi maupun sekedar iseng. Dunia Internet sangat memungkinkan mengundang bermacam-macam aktivitas tidak etis atau bahkan criminal tanpa mendapatkan hukuman.

1.Perkembangan Internet
   Internet yang merupakan kepanjangan dari Interconection Networking merupakan suatu jaringan yang menghubungkan komputer di seluruh dunia tanpa dibatasi oleh jumlah unit menjadi suatu jaringan yang bisa saling mengakses. Dengan Internet tersebut, satu komputer dapat berkomunikasi secara langsung dengan komputer lain di berbagai belahan dunia.
            Internet pertama kali dikembangkan oleh salah satu lembaga riset di Amerika Serikat, yaitu DARPA (Defence Adanced Research Projects Agency) pada tahun 1973.
            Awal tahun 1990, layanan aplikasi di internet pun berkembang seiring dengan peningkatan jumlah pemakai, era Internet tersebut membawa perubahan yang besar dalam tatanan kehidupan masyarakat, yang akan memunculkan peluang baru untuk membangun dan memperbaiki pendidikan, bisnis, layanan pemerintahan, dan demokrasi.

2. Karakteristik Dunia Maya
    Internet identik dengan Cyberspace atau dunia maya.
    Cyberspace merupakan suatu ekosistem bio-elektronik di semua tempat yang memiliki telepon, kabel coaxial, fiber optic atau elektromagnetik waves. Hal ini berarti bahwa tidak ada yang tahu pasti seberapa luas internet secara fisik, tetapi sebagai acuan di tahun 2001 saja sebanyak 135 negara telah mempunyai akses, 54 kota di dunia adalah hos utama dan hampir 72 juta orang melakukan koneksi terhadap dunia Internet setiap hari.

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © Whatever I Don't Care - Hatsune Miku - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -